A.PASAR MONOPOLISTIS
Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya adalah pasar yang berada di antara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Oleh sebab itu sifat‑sifatnya mengandungi unsur‑unsur sifat pasar monopoli, dan, unsur‑unsur sifat pasar persaingan sempurna. Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated products). Ciri‑ciri selengkapnya dari pasar persaingan monopolistis adalah seperti yang diuraikan di bawah ini.
Terdapat Banyak Penjual
Terdapat cukup banyak penjual dalam pasar persaingan monopolistis, namun demikian ia tidaklah sebanyak seperti dalam pasar persaingan sempurna. Apabila di dalam pasar sudah terdapat beberapa puluh perusahaan, maka pasar persaingan monopolistis sudah mungkin wujud. Yang penting, tidak satu pun dari perusahaan‑perusahaan tersebut ukuran/besarnya jauh melebihi dari perusahaan‑perusahaan lainnya. Perusahaan dalam pasaran monopolistis mempunyai ukuran yang relatif sama besarnya. Keadaan ini menyebabkan produksi suatu perusahaan relatif sedikit kalau dibandingkan dengan keseluruhan produksi dalam keseluruhan pasar.
Barangnya Bersifat Berbeda Corak
Ciri ini merupakan sifat yang penting dalam membedakan antara pasar persaingan monopolistis dan persaingan sempurna. Seperti telah diterangkan, dalam persaingan sempurna produksi berbagai perusahaan adalah serupa. Oleh karenanya sukar untuk membedakan yang mana yang merupakan produksi suatu perusahaan, dan yang mana pula produksi perusahaan lainnya. Produksi dalam pasar persaingan monopolistis berbeda coraknya (differentiated product) dan secara fisik mudah dibedakan di antara produksi sesuatu perusahaan dengan produksi perusahaan lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik barang tersebut terdapat pula perbedaan‑perbedaan dalam pembukusannya, perbedaan dalam bentuk “jasa perusahaan setelah penjualan” (after‑sale service) dan perbedaan dalam cara membayar barang yang dibeli. Sebagai akibat dari perbedaan‑perbedaan ini barang yang diproduksikan oleh perusahaan‑perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis bukanlah barang yang bersifat pengganti sempurna (perfect substitute) kepada barang yang diproduksikan perusahaan lain. Mereka hanya merupakan pengganti yang dekat atau close substitute. Perbedaan dalam sifat barang yang dihasilkan inilah yang menjadi dari adanya kekuasaan monopoli, walaupun kecil, yang dimiliki oleh perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis.
Perusahaan Mempunyai Sedikit Kekuasaan Mempengaruhi Harga
Berbeda dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, yang tidak mempunyai kekuasaan dalam mempengaruhi harga, perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis dapat mempengaruhi harga. Namun demikian pengaruhnya ini relatif kecil kalau dibandingkan dengan perusahaan oligopoli dan monopoli. Kekuasaan mempengaruhi harga oleh perusahaan monopolistis bersumber dari sifat barang yang dihasilkannya, yaitu yang bersifat berbeda corak atau differentiated product. Perbedaan ini menyebabkan para pembeli bersifat memilih, yaitu lebih menyukai barang dari sesuatu perusahaan tertentu dan kurang menyukai barang yang dihasilkan perusahaan lainnya. Maka apabila sesuatu perusahaan menaikkan harga barangnya, ia masih dapat menarik pembeli walaupun jumlah pembelinya tidak sebanyak seperti sebelum kenaikan harga. Sebaliknya, apabila perusahaan menurunkan harga, tidaklah mudah untuk menjual semua barang yang diproduksikannya. Banyak di antara konsumen di pasar masih tetap membeli barang yang dihasilkan oleh perusahaan‑perusahaan lain, walaupun harganya sudah menjadi relatif lebih mahal.
Kemasukan ke dalam Industri Relatif Mudah
Perusahaan yang akan masuk dan menjalankan usaha di dalam pasar persaingan monopolistis tidak akan banyak mengalami kesukaran. Hambatan yang dihadapi tidaklah seberat seperti di dalam oligopoli dan monopoli. Tetapi kemasukan tidaklah semudah seperti dalam pasar persaingan sempurna. Beberapa faktor menyebabkan hal ini. Yang pertama ialah karena modal yang diperlukan adalah relatif besar kalau dibandingkan dengan mendirikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Yang kedua ialah karena perusahaan itu harus menghasilkan barang yang berbeda coraknya dengan yang sudah tersedia di pasar, dan mempromosikan barang tersebut untuk memperoleh langganan. Maka perusahaan baru pada dasarnya harus berusaha memproduksikan barang yang lebih menarik dari yang sudah ada di pasar, dan harus dapat meyakinkan konsumen akan kebaikan mutu barang tersebut.
Persaingan Mempromosi Penjualan Sangat Aktif
Harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis. Sesuatu perusahaan mungkin menjual barangnya dengan harga relatif tinggi, tetapi masih dapat menarik banyak langganan. Sebaliknya suatu perusahaan lain mungkin harga barangnya rendah, tetapi tidak banyak menarik langganan. Keadaan seperti ini disebabkan oleh sifat barang yang mereka hasilkan, yaitu barang yang bersifat berbeda corak. Ini menimbulkan daya tarik yang berbeda kepada para pembeli. Maka untuk mempengaruhi cita rasa pembeli, para pengusaha melakukan persaingan bukan harga (non price competition). Persaingan yang demikian itu antara lain adalah dalam memperbaiki mutu dan desain barang, melakukan kegiatan iklan yang terus menerus memberikan syarat penjualan yang menarik, dan sebagainya,
Keseimbangan Dalam Pasar Persaingan Monopolistis
Ciri‑ciri persaingan monopolistis seperti yang diterangkan dalam bagian yang lalu menimbulkan pengaruh yang cukup penting ke atas corak permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistis. Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah lebih elastis dari yang dihadapi monopoli tetapi elastisitasnya tidak sampai mencapai elastis sempurna yaitu kurva permintaan yang sejajar sumbu datar yang merupakan kurva permintaan yang dihadapi suatu perusahaan dalam persaingan sempurna. Maka pada hakikatnva ku permintaan ke atas barang produksi perusahaan dalam persaingan monopolistis adalah bersifat menurun secara sedikit demi sedikit (lebih mendatar dan bukan turun dengan curam). Kurva permintaan yang bersifat seperti ini berarti : (i) apabila perusahaan menaikkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat berkurang, dan sebaliknya (ii) apabila perusahaan menurunkan harga maka jumlah barang yang dijualnya menjadi sangat bertambah.
Oleh karena kurva permintaan dalam persaingan monopolistis tidak bersifat elastis sempurna, kurva hasil penjualan marginal (MR) tidak beri dengan kurva permintaan. Dalam persaingan monopolistis kurva MR ad sama seperti yang terdapat dalam monopolistis, yaitu kurva tersebut terletak bawah kurva permintaan.
9.1.1. Keseimbangan Jangka Pendek
Oleh karena kurva permintaan adalah menurun sedikit demi sedikit, sebagai akibatnya kurva MR tidak berimpit dengan kurva permintaan keseimbangan yang dicapai suatu perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis adalah sama dengan di dalam monopoli. Bedanya, di dalam monopoli yang dihadapi adalah permintaan dari seluruh pasar, sedangkan dalam persaingan monopolistis, permintaan yang dihadapi perusahaan adalah sebagian dan keseluruhan permintaan pasar.
Dua keadaan perusahaan monopolistis ditunjukkan Gambar 13.1. Yang ditunjukkan dalam gambar (i) adalah keadaan dimana perusahaan memperoleh keuntungan. Keuntungan yang maksimum akan diperoleh apabila perusahaan memproduksi pada tingkat di mana keadaan MC = MR tercapai. Maka keuntungan maksimum tercapai apabila jumlah produksi adalah Q dan pada tingkat produksi ini tingkat harga adalah P. Segi empat PABC menunjukkan jumlah keuntungan maksimum yang dinikmati perusahaan monopolistis itu. Dalam gambar (ii) yang ditunjukkan adalah keadaan di mana perusahaan mengalami kerugian. Kerugian akan dapat diminimumkan apabila keadaan MC = MR tercapai. Ini berarti perusahaan harus mencapai tingkat produksi sebanyak Q, Pada tingkat produksi ini harga mencapai P. Besarnya kerugian yang diderita digambarkan oleh kotak PABC.
9.1.2. Keseimbangan Jangka Panjang
Keuntungan lebih dari normal yang ditunjukkan dalam Gambar 9.1 (i) akan menarik perusahaan‑perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut. Dalam persaingan monopolistis tidak terdapat hambatan kepada perusahaan‑perusahaan baru. Maka keuntungan yang melebihi normal akan menyebabkan pertambahan dalam jumlah perusahaan di pasar. Sebagai akibatnya setiap perusahaan akan menghadapi permintaan yang semakin sedikit pada berbagai tingkat harga. Ini berarti kemasukan perusahaan baru akan menggeser kurva permintaan DD (dan tentunya juga kurva hasil penjualan marginal MR) ke sebelah kiri, yaitu seperti ditunjukkan oleh anak panah dalam Gambar 9.1 (i). Kemasukan perusahaan baru, dan perpindahan kurva DD dan MR ke kiri, akan terus berlangsung sehingga perusahaan hanya mendapat keuntungan normal saja. Dengan demikian, seperti halnya dengan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna, dalam persaingan monopolistis setiap perusahaan hanya mendapat keuntungan normal di dalam jangka panjang.
Gambar 9.2 menunjukkan keseimbangan perusahaan monopolistis di dalam jangka panjang. Produksi berjumlah QL dan pada tingkat produksi ini tingkat harga adalah PL. Dapat dilihat bahwa PL sama dengan biaya total rata‑rata, yang berarti bahwa perusahaan hanya memperoleh untung normal.
Corak kegiatan perusahaan dalam persaingan monopolistis ketika mendapat keuntungan normal adalah berbeda dengan corak kegiatan perusahaan dalam persaingan sempurna yang juga memperoleh untung yang normal. Perbedaan itu adalah:
· Harga dan biaya produksi di pasar persaingan monopolistis lebih tinggi.
· Kegiatan memproduksi di pasar persaingan monopolistis belum mencapai tingkat yang optimal mencapai tingkat di mana biaya produksi per unit adalah paling rendah.
Seperti dengan keadaan yang ditunjukkan dalam Gambar 9.1 (i), keseimbangan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 9.1 (i) tidak akan wujud dalam jangka panjang. Perusahaan yang mengalami kerugian tidak akan meneruskan kegiatannya, mereka akan meninggalkan industri tersebut. Dengan demikian jumlah perusahaan di dalam pasar semakin lama menjadi semakin sedikit. Sebagai akibatnya dalam jangka panjang permintaan yang dihadapi setiap perusahaan menjadi lebih besar ciri semula. Di dalam grafik pertambahan permintaan ini digambarkan dalam bentuk pergeseran kurva permintaan dan kurva hasil penjualan ke sebelah kanan. Dengan demikian dalam Jangka panjang kurva DD dan MR pada Gambar 9.1 (ii) akan pindah ke kanan, yaitu ke arah yang ditunjukkan oleh anak panah. Pergeseran itu akan terus berlangsung sehingga perusahaan mendapat keuntungan normal, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 9.2. karena tidak menderita kerugian lagi perusahaan‑perusahaan tidak akan meninggalkan industri tersebut, tetapi juga ketiadaan keuntungan yang melebihi normal tidak akan menarik kemasukan perusahaan baru.
9.2. PENILAIAN KE ATAS PERSAINGAN MONOPOLISTIS
Di dalam bagian ini analisis yang dibuat hanya meliputi penilaian ke atas efek dari pasar bersifat persaingan monopolistis kepada penggunaan sumber-sumber daya, dorongan untuk mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi, dan corak distribusi pendapatan. Salah satu kegiatan penting yang dilakukan oleh perusahaan monopolistis adalah melakukan promosi penjualan secara iklan. Kebaikan dan keburukan dari kegiatan ini akan dinilai dalam bagian berikut.
9.2.1. Efisiensi Dalam Menggunakan Sumber Daya
Untuk menilai sampai di mana efisiensi pasar persaingan monopolistis di dalam mengalokasikan sumber‑sumber daya, akan dibuat suatu perbandingan dengan efisiensi perusahaan dalam pasar persaingan sempurna. Perbandingan tersebut ditunjukkan di dalam Gambar 9.3. yang menunjukkan keseimbangan suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna (grafik i) dan keseimbangan suatu perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis (grafik ii). Kedua keadaan keseimbangan tersebut adalah di dalam jangka panjang. Dalam membuat perbandingan tersebut biaya produksi dalam perusahaan persaingan sempurna dan perusahaan monopolistis bersamaan. Dengan demikian ACS = ACm dan MCS = MCm
Keadaan dalam Gambar 9.3 (i) menunjukkan bahwa:
· Biaya produksi per unit adalah pada tingkat yang paling minimum, Biaya per unit adalah Ps.
· Harga yang berlaku di pasar adalah PS.
· Jumlah barang yang diproduksikan adalah Qs.
Sedangkan keadaan dalam Gambar 9.3 (ii) menunjukkan bahwa:
· Biaya produksi per unit perusahaan monopolistis adalah lebih tinggi dari biaya produksi per unit yang paling minimum. Biaya per unit adalah Pm.
· Harga yang berlaku di pasar adalah Pm.
· Jumlah barang yang diproduksikan adalah Qm.
Kesimpulan pokok yang dapat dibuat dari membuat perbandingan tersebut adalah: walaupun perusahaan persaingan sempurna dan perusahaan monopolistis sama‑sama mendapat keuntungan normal, tetapi dalam perusahaan monopolistis biaya produksi per unit lebih tinggi, harga barang lebih tinggi, dan jumlah produksi lebih rendah (sehingga menyebabkan kapasitas memproduksi yang digunakan adalah di bawah tingkat yang optimal).
Kesimpulan di atas menunjukkan bahwa perusahaan persaingan sempurna adalah lebih efisien dari perusahaan monopolistis di dalam menggunakan sumber‑sumber daya. Baik ditinjau dari sudut efisiensi produktif (seperti telah diterangkan ia dicapai apabila biaya produksi per unit adalah yang paling minimum), maupun dari sudut efisiensi alokatif (ia dicapai apabila harga sama dengan biaya marginal) perusahaan dalam persaingan sempurna adalah lebih efisien dari perusahaan dalam persaingan monopolistis.
9.2.2. Efisiensi Dan Diferensiasi Produksi
Telah diterangkan dalam analisis sebelum ini bahwa barang‑barang yang dihasilkan oleh perusahaan‑perusahaan persaingan monopolistis bersifat berbeda corak, yaitu ia berbeda dari segi mutu barangnya, pembukusannya, dan pelayanan setelah penjualan. Perbedaan‑perbedaan ini menyebabkan para konsumen mempunyai pilihan yang lebih baik dari pilihan yang dapat dibuat mereka di dalam pasar persaingan sempurna. Pilihan lebih baik, ini dapatlah dipandang sebagai kompensasi kepada penggunaan sumber‑sumber daya yang kurang efisien seperti yang baru saja diterangkan.
Persoalannya sekarang adalah: manakah yang lebih baik kepada masyarakat? Barang yang diproduksikan secara efisien sehingga dapat dijual dengan harga murah? Ataukah harga yang lebih mahal sedikit tetapi masyarakat dapat menentukan barang yang akan dikonsuminya dan pilihan jenis barang yang lebih banyak? Ini merupakan persoalan normatif, yang jawaban sangat tergantung kepada value judgment masyarakat tersebut. Sekiranya mereka lebih menyukai harga yang murah, maka kekurangan pilihan tidak dipandang sebagai suatu yang merugikan. Sebaiknya, apabila masyarakat menginginkan pilihan barang yang lebih banyak, sehingga dapat dibuat pilihan yang lebih tepat, harga yang lebih tinggi sedikit tidaklah perlu terlalu dirisaukan.
9.2.3. Perkembangan Teknologi Dan Inovasi
Sampai di manakah persaingan monopolistis akan mendorong perkembangan teknologi dan inovasi? Pada umumnya ahli ekonomi berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistis memberikan dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan perkembangan teknologi. Terbatasnya dorongan tersebut disebabkan karena dalam jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan normal. Keuntungan yang melebihi normal di dalam jangka pendek dapat mendorong kepada kegiatan mengembangkan teknologi. Tetapi dorongan tersebut adalah sangat lemah karena perusahaan-perusahaan menyadari bahwa keuntungan yang diperoleh dari mengembangkan teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Keuntungan melebihi normal yang diperoleh akan mendorong perusahaan‑perusahaan lain untuk masuk ke industri tersebut, dan ini akan terus berlangsung sehingga keuntungan melebihi normal tidak ada lagi. Maka dalam jangka panjang keuntungan yang diperoleh dari perkembangan teknologi dan melakukan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.
9.2.4. Distribusi Pendapatan
Persaingan monopolistis mengakibatkan corak distribusi pendapatan yang sama sifatnya seperti yang biasanya terdapat dalam persaingan sempurna, yaitu distribusi pendapatan adalah seimbang. Karana tidak terdapat keuntungan yang berlebih‑lebihan dalam jangka panjang, maka pengusaha dan pemilik modal tidak memperoleh pendapatan yang berlebih‑lebihan. Di samping itu dalam pasar terdapat banyak perusahaan, dan ini berarti keuntungan normal yang diperoleh akan dibagikan kepada jumlah pemilik modal dan pengusaha yang banyak jumlahnya. Berdasarkan kepada kecenderungan ini ahli-ahli ekonomi berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistis menimbulkan distribusi pendapatan yang lebih merata.
9.3. PERSAINGAN BUKAN HARGA
Persaingan bukan‑harga pada hakikatnya mengandung arti usaha‑usaha di luar perubahan harga yang dilakukan oleh perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli ke atas barang yang diproduksinya. Maka pada hakikatnya usaha‑usaha untuk melakukan persaingan bukan‑harga bertujuan untuk memindahkan kurva permintaan ke kanan. Perpindahan itu berarti pada sedap tingkat pendapatan dan kesempatan kerja, jumlah barang yang diminta menjadi bertambah banyak. Persaingan bukan‑harga dapat dibedakan kepada dua jenis:
· Diferensiasi produksi, yaitu menciptakan barang sejenis tetapi berbeda coraknya dengan produksi perusahaan-perusahaan lain.
· Iklan dan berbagai bentuk promosi penjualan.
Di dalam persaingan monopolistis dan oligopoly, persaingan bukan harga sangat aktif dilakukan. Di dalam dua pasar yang telah diuraikan terlebih dahulu, yaitu persaingan sempurna dan monopoli persaingan bukan harga tidak begitu dipentingkan. Untuk monopoli alasannya tidak sukar untuk dicari, yaitu karena perusahaan monopoli tidak mempunyai saingan. Dalam persaingan sempurna, persaingan bukan harga tidak dilakukan karena barang yang diproduksikan perusahaan-perusahaan adalah serupa atau identical. Para pembeli tidak dapat membedakan di antara produksi yang ciptakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Oleh sebab itu tidak ada gunanya kepada sesuatu perusahaan untuk menarik lebih banyak pembeli dengan cara persaingan bukan harga. Para pembeli tidak akan dapat mengetahui manakah barang yang dihasilkan oleh perusahaan yang menjalankan persaingan bukan‑harga.
9.3.1. Diferensiasi Produksi
Setiap dalam pasar persaingan monopolistis akan berusaha untuk memproduksikan barang yang mempunyai sifat yang khusus, dan yang dapat dengan jelas dibedakan dari produksi perusahaan‑perusahaan lainnya. Maka di dalam pasar akan terdapat berbagai barang yang dihasilkan suatu industri yang mempunyai corak, mutu, desain, mode, dan merek yang berbeda‑beda. Terdapatnya berbagai variasi dari sesuatu jenis barang adalah sifat istimewa dari pasar persaingan monopolis, yang tidak terdapat dalam pasar persaingan sempurna. Seperti telah diterangkan sebelum ini, dalam pasar persaingan sempurna, barang yang dihasilkan dan diperjualbelikan adalah sepenuhnya serupa (identical). Terdapatnya barang yang beraneka ragam coraknya di pasar persaingan monopolistis menimbulkan keuntungan kepada perusahaan mau pun kepada para konsumen.
Kepada setiap perusahaan, barang yang berbeda‑beda sifatnya tersebut akan menjadi daya penarik khusus ke atas barang yang diproduksikannya. Segolongan konsumen tertentu akan lebih suka membeli barangnya (walaupun harganya lebih mahal) kalau dibandingkan dengan barang‑barang yang sejenis yang dihasilkan produsen‑produsen lain. Dengan demikian diferensiasi produksi dapat menciptakan suatu bentuk kekuasaan monopoli. Dengan menghasilkan suatu barang tertentu yang berbeda dari barang lainnya, perusahaan menciptakan suatu penghambat kepada perusahaan‑perusahaan lain untuk menarik para langganannya. Diferensiasi produksi memungkinkan seorang produsen dalam pasar monopolistis untuk tetap menjual produksinya (tetapi jumlahnya semakin sedikit) apabila menaikkan harga. Tetapi sebaliknya, produsen itu dapat menarik sebagian dari langganan perusahaan‑perusahaan lain, sekiranya penjualan barangnya,
Kepada para konsumen, barang yang sejenis tetapi berbeda tersebut menimbulkan suatu keuntungan pula, yaitu pilihan mereka untuk membeli sesuatu barang menjadi lebih beraneka ragam. Ini memungkinkan mereka memilih barang yang benar‑benar sesuai dengan keinginan. Seperti telah disinggung sebelum ini, ahli‑ahli ekonomi banyak‑ yang memandang pilihan yang beraneka ragam itu sebagai suatu kompensasi terhadap ketidak efisienan persaingan monopolistis di dalam menggunakan, sumber‑sumber daya.
9.3.2 Promosi Penjualan Melalui Iklan
Di dalam perusahaan-perusahaan modem kegiatan mempersiapkan dan mernbuat iklan adalah suatu bagian penting dari usaha untuk memasarkan hasil produksinya. Pengeluaran yang dilakukan perusahaan‑perusahaan untuk pengiklanan meliputi jumlah yang cukup besar yang adakalanya menimbulkan pertambahan yang nyata kepada biaya produksi. Perusahaan‑perusahaan melakukan kegiatan pengiklanan untuk mencapai salah satu atau gabungan dari tiga tujuan yang dinyatakan di bawah ini :
1. Untuk memberikan informasi mengenai produk. Iklan seperti ini dilakukan untuk memberikan penerangan kepada konsumen akan suatu produk. Iklan itu mungkin untuk barang yang telah lama ada, atau untuk barang yang haru saja dikembangkan. Iklan seperti ini dinamakan iklan memberi penerangan atau information advertising.
2. Untuk menekankan kualitas suatu produk secara persuasif. Iklan seperti ini dilakukan untuk menerangkan kepada konsumen akan kualitas yang sangat baik dari sebuah produk. Beberapa bentuk Iklan, bertujuan untuk terus menerus mengingatkan para konsumen bahwa barang tersebut ada di pasar. Iklan seperti ini dinamakan iklan untuk bersaing atau competitive advertising. Tanpa iklan seperti ini, konsumen dapat berubah sikapnya dan menjadi langganan. perusahaan lain yang menghasilkan barang yang sama yang selalu diiklankan.
3. Untuk memelihara hubungan baik dengan para konsumen Iklan tersebut lebih berbentuk memperkenalkan perusahaan tersebut mengenai, kegiatan‑kegiatan yang dilakukannya. Iklan mengenai hasil‑hasil produksinya adalah begitu ditekankan. Iklan ini juga dilakukan untuk menghindari larangan pengiklanan yang dilakukan pemerintah (misalnya iklan rokok)
Dari ketiga jenis iklan ini, yang dilakukan perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis adalah jenis iklan yang pertama dan iklan jenis pertama terutama digunakan pada waktu perusahaan memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru. Sedangkan iklan jenis kedua digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar
9.4. KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PENGIKLANAN
Di dalam menilai apakah iklan memberikan manfaat kepada masyarakat, terdapat berbagai pendapat. Segolongan, orang berkeyakinan bahwa iklan merupakan suatu penghamburan karena biaya produksi bertambah sedangkan konsumen tidak menerima kenikmatan tambahan dari barang yang dipromosikan melalui kegiatan pengiklanan. Pengiklanan tidak menambah atau memperbaiki mutu suatu barang. Segolongan lain berpendapat bahwa iklan memberikan sumbangan yang positif kepada masyarakat karena ia dapat menurunkan biaya produksi per unit. Di samping oleh perbedaan pendapat mengenai pengaruh iklan ke atas biaya produksi dan harga, perbedaan pendapat mengenai kegunaan iklan dikemukakan berdasarkan beberapa argumen lain. Beberapa argumen penting dalam perdebatan tersebut diterangkan di bawah ini.
9.4.1. Iklan Dan Biaya Produksi
Adakah iklan akan menaikkan atau menurunkan biaya produksi per unit? Keduanya mungkin berlaku, dan ia tergantung kepada perubahan permintaan yang terjadi sebagai akibat kegiatan pengiklanan yang dilancarkan. Apabila permintaan menjadi sangat bertambah elastis, besar kemungkinan biaya produksi per unit akan menjadi lebih rendah. Tetapi kemungkinan ini tidak banyak berlaku, dan ini berarti bahwa pada umumnya iklan akan menimbulkan kenaikan biaya produksi. Perbedaan pendapat mengenal pengaruh iklan kepada biaya produksi dan harga dapat diterangkan dengan menggunakan Garnbar 9.4.
Biaya rata‑rata jangka panjang dari suatu perusahaan monopolistis sebelum melakukan kegiatan pengiklanan adalah AC. Permintaan ke atas barang yang diproduksi oleh perusahaan itu adalah D1. Maka keseimbangan jangka panjang perusahaan monopolistis tersebut dicapai pada titik A, dan keseimbangan ini menunjukkan bahwa harga pasar mencapai P1 dan jumlah barang yang ikan diproduksikan perusahaan monopolistis tersebut adalah Q1.
Apabila perusahaan melakukan pengiklanan, biaya produksi menjadi lebih tinggi, dan ini dicerminkan oleh kenaikan kurva biaya rata‑rata dan AC menjadi AC1. Pada waktu yang sama usaha mempromosikan penjualan melalui iklan tersebut menyebabkan permintaan ke atas produksi perusahaan bertambah. Apabila permintaan tersebut bertambah dari D1 ke D2 keseimbangan jangka panjang yang sekarang adalah ditunjukkan oleh titik B1. Dengan demikian iklan telah menyebabkan jumlah barang yang dijual bertambah dari Q1 ke Q2 akan tetapi iklan tersebut menaikkan harga dari P1 menjadi P2. berdasarkan kepada keadaan yang baru diuraikan segolongan hate ekonomi berpendapat bahwa iklan merupakan penghamburan karena ia menaikkan biaya produksi tanpa membuat suatu perubahan apa pun ke atas bentuk, berat dan mutu suatu barang.
Segolongan ahli ekonomi tidak sependapat dengan kesimpulan di atas dan sebaliknya berpendapat bahwa iklan adalah sangat berguna karena ia akan dapat menurunkan biaya produksi per unit. Promosi penjualan melalui iklan, menurut mereka, akan menyebabkan permintaan berubah dari D1 menjadi D3. Maka keseimbangan jangka panjang dari suatu perusahaan monopolistis yang melakukan kegiatan iklan akan dicapai di titik C. Ini berarti, iklan menaikkan jumlah penjualan yang cukup banyak, yaitu dari Q1 menjadi Q3. Pertambahan penjualan yang banyak ini menyebabkan biaya produksi, per unit semakin rendah, dan memungkinkan perusahaan menjual barangnya pada harga yang lebih rendah dari harga pada waktu belum ada iklan (P1) yaitu harga penjualan yang sekarang adalah P3.
9.4.2. Pandangan Lain Yang Menyokong Pengiklanan
Di samping karana biaya produksi yang mungkin akan menjadi lebih rendah, golongan yang menekankan tentang kebaikan iklan mengemukakan kebaikan berikut:
1. Pengiklanan membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik di dalam menentukan jenis‑jenis barang yang akan dibelinya. Dengan iklan perusahaan‑perusahaan dapat menjelaskan kepada konsumen tentang barang baru yang diproduksikan, atau barang lama yang telah ditingkatkan mutunya. Di samping itu iklan dapat menerangkan kepada konsumen tempat‑tempat di mana suatu barang dapat dibeli. Ini mengurangi biaya dan menghemat waktu konsumen untuk mencari barang tersebut.
2. Iklan akan menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang. Dalam mempromosikan barangnya melalui iklan perusahaan berusaha menonjolkan sifat‑sifat istimewa dari barang yang diproduksikannya. Maka iklan memberi dorongan kepada perusahaan untuk mengembangkan hasil produksinya sehingga mempunyai keistimewaan- keistimewaan tertentu kalau dibandingkan dengan barang yang sama yang diproduksikan perusahaan lain.
3 Iklan membantu membiayai perusahaan komunikasi masa seperti radio, televisi, surat kabar dan majalah. Dengan membuat iklan dalam perusahaan‑perusahaan ini sebagian biaya mereka akan dibayar oleh kegiatan pengiklanan. Ini dapat (i) mengurangi subsidi pemerintah untuk membiayai kegiatan penyiaran radio dan televisi, dan (ii) menurunkan harga surat kabar dan majalah, yaitu harganya adalah lebih rendah dari yang akan diterapkan apabila tidak terdapat iklan.
4. Iklan menaikkan kesempatan kerja. Telah ditunjukkan sebelum ini bahwa iklan akan menaikkan jumlah produksi. Untuk menambah produksi, lebih banyak pekerja diperlukan. Dengan demikian pengiklanan juga menyebabkan penggunaan tenaga kerja bertambah banyak.
9.4.3. Pandangan Yang Mengkritik Pengiklanan
Selain mendapat sokongan karena menimbulkan beberapa keuntungan bagi perusahaan dan masyarakat, iklan juga menjadi bahan kritik karena memiliki beberapa sifat‑sifat yang negatif. Uraian berikut memberi gambaran tentang beberapa kritik terhadap pengiklanan:
1. Promosi secara iklan adalah suatu penghamburan ia menaikkan biaya produksi per unit tanpa menimbulkan perubahan apa pun ke atas suatu barang. Sebelum ini pandangan tersebut telah diterangkan dengan menggunakan grafik. Pengkritik pengiklanan menambah pula, walaupun pengiklanan akan menambah penjualan suatu perusahaan pada waktu yang sama penjualan perusahaan lain berkurang. Dengan demikian kalau ditinjau dari sudut keadaan yang wujud di seluruh pasar, iklan tidaklah menaikkan jumlah barang yang diproduksikan dan dijual kepada konsumen.
2. Iklan tidak selalu memberi informasi yang betul. Tidak selalu iklan dibuat dengan jujur, dan menerangkan sifat‑sifat sebenarnya dari barang yang diiklankan. Iklan yang menyatakan bahwa sesuatu barang adalah lebih istimewa dari barang yang sejenis yang tersedia di pasar, akan menarik segolongan konsumen untuk tidak menggunakan barang lain yang selalu, dibelinya pada masa lalu. Apabila sifat barang yang dipromosikan melalui Man adalah lebih buruk dari barang yang tidak dikonsumsi lagi oleh konsumen yang bersangkutan, iklan merugikan konsumen tersebut.
3. Iklan bukanlah suatu cara yang efektif untuk menambah jumlah pekejaan dalam perekonomian Terdapat cara lain yang akan dapat menambah jumlah pekerjaan dengan lebih efektif. Misalnya, usaha menambah pekerjaan akan lebih efektif hasilnya dengan menggunakan kebijakan fiskal dan moneter.
4. Iklan dapat menjadi penghambat kepada perusahaan‑perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri Apabila kampanye iklan sangat berhasil dan produksi mengalami pertambahan yang sangat besar, perusahaan lain akan mengalami kekurangan permintaan dan efisiensi kegiatannya menurun. Menghadapi kenyataan seperti itu perusahaan‑perusahaan baru menjadi lebih enggan untuk masuk ke dalam industri tersebut.
9.4.4. Pengiklanan Suatu Kesimpulan
Dengan mengemukakan pandangan‑pandangan yang menjelaskan buruk baiknya kegiatan pengiklanan, sekarang dapatlah dibuat penilaian tentang sampai di manakah iklan memberikan sumbangan kepada masyarakat. Sudah jelas bahwa iklan mempunyai beberapa kebaikan yang nyata, tetapi di samping itu kelemahannya dapat dengan mudah ditunjukkan. Maka, untuk memaksimumkan efek positif dari pengiklanan, haruslah efek‑efek buruk yang mungkin timbul dihindarkan. Beberapa langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
· Iklan haruslah terutama bertujuan untuk memberi keterangan yang benar dan jujur mengenai barang yang dipromosikan penjualannya.
· Peraturan‑peraturan yang tujuannya mengawasi agar perusahaan-perusahaan membuat lebih banyak iklan yang bersifat memberikan penerangan perlu dibuat.
Kegiatan pengiklanan harus diatur secara demikian rupa sehingga ia tidak menjadi penghambat kepada perusahaan baru untuk masuk ke dalam industri tersebut.
B. PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoly adalah pasar yang didalamnya terdapat beberapa penjual terhadap 1 komoditi sehingga tindakan 1 penjual akan mempengaruhi tindakan penjual lainnya. Jika produknya homogen disebut oligopoli murni (pure oligopoly). Jika produknya berbeda corak disebut oligopoli beda corak (differentiated oligopoly).
Dalam pasar oligopoli, setiap perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru, perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada. Struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
Asumsi yang mendasari kondisi di pasar oligopoli adalah pertama, penjual sebagai price maker. Penjual bukan hanya sebagai price maker, tetapi setiap perusahaan juga mengakui bahwa aksinya akan mempengaruhi harga dan output perusahaan lain, dan sebaliknya. Kedua, penjual bertindak secara strategik. Asumsi ketiga, kemungkinan masuk pasar bervariasi dari mudah (free entry) sampai tidak mungkin masuk pasar (blockade), dan asumsi keempat pembeli sebagai price taker. Setiap pembeli tidak bisa mempengaruhi harga pasar.
Pasar oligopoli model kurva patah diformulasikan oleh Sweezy. Dalam model ini keseimbangan perusahaan ditentukan pada waktu garis permintaan yang dihadapi produsen patah. Karena pada tingkat ini berarti MR yang dihadapi produsen sama besar dengan MC-nya, memang secara umum dapatlah diutarakan bahwa kurva MR dapat berpotongan dengan kurva MC di mana saja pada bagian kurva MR yang patah. Hal ini bermakna bahwa adanya perubahan struktur biaya produksi tidak akan berpengaruh terhadap tingkat output dan harga keseimbangan perusahaan. Berbentuk patah kurva permintaan yang dihadapi oligopolis ini mencerminkan perilaku oligopolis di pasar, yaitu apabila ia menurunkan tingkat harga jual, maka ia mengharapkan produsen pesaingnya akan mengikuti kebijaksanaannya. Akan tetapi kalau ia menaikkan harga jual maka produsen pesaingnya tidak akan mengikuti kebijaksanaan. Bentuk kurva permintaan yang patah adalah manifestasi dari adanya ketidakpastian oligopolis terhadap perkiraan perusahaan pesaing apabila ia menurunkan tingkat harga jual. Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa dalam pasar oligopoli tingkat harga output yang terjadi di pasar cenderung tetap tidak berubah-ubah.
Menurut Sweezy, ciri reaksi oligopolis jika terjadi perubahan harga adalah jika suatu oligopolis menurunkan harga maka oligopolis cenderung juga akan menurunkan harga karena tidak mau kehilangan konsumen dan jika oligopolis menaikkan harga maka akan kehilangan konsumen karena oligopolis lain tidak menaikkan harga dan akan mendapat tambahan konsumen dengan tanpa melakukan reaksi apapun. Hal ini menyebabkan kurva permintaan yang dihadapi oligopolis merupakan kurva yang patah (kinked demand curve).
Karakteristik pasar oligopoly :
· Hanya terdapat sedikit perusahaan dalam industry.
· Produknya homogen atau terdiferensiasi.
· Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi.
· Kompetisi non harga.
Penyebab terbentuknya pasar oligopoly :
· Efisiensi skala besar di dalam efisiensi teknis (teknologi) dan efisiensi ekonomi (biaya produksi). Profit hanya bisa tercipta apabila perusahaan mampu mencapai tingkat efisiensi. Efisiensi teknis menyangkut pada penggunaan teknologi dalam proses produksi. Kemampuan produsen dalam menempatkan sumber daya secara optimal. Efisiensi ekonomi menyangkut pada biaya produksi. Bagaimana mengatur biaya pada komposisi yang tepat sehingga harga yang dipasarkan merupakan harga yang bisa diterima pasar dan produsen.
Kompleksitas manajemen (tingkat kerumitan). Tingkat kerumitan dalam manajemen pengelolaan di suatu perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar